Langsung ke konten utama

Modul Ajar Bahasa Inggris Fase C (HOW DO YOU FEEL?)

A. Informasi Umum Perangkat Ajar Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar (SD) Tahun Ajaran : 2024/2025 Kelas/Fase : V/Fase C Elemen : Menyimak dan Berbicara (Listening-Speaking) Alokasi Waktu : 2 JP (Disesuaikan) B. Capaian Pembelajaran  Pada Fase C, peserta didik memahami dan merespons teks bahasa Inggris sederhana secara  lisan, tulisan, dan visual. Mereka memahami hubungan bunyi-huruf pada kosakata dalam bahasa  Inggris sederhana untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dalam situasi sosial sehari-hari dan konteks kelas. Peserta didik menggunakan bahasa Inggris sederhana untuk  memahami dan memproduksi teks tulisan dan visual dengan bantuan contoh dan media audio- visual. C. Profil Pelajar Pancasila  Elemen : Bernalar Kritis & Berkebinekaan Global Subelemen : Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan mengolah informasi dan Gagasan & Berkomunikasi antar budaya. D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik diharapkan Menggunakan bahasa inggris sederhana un...

Tradisi Sayyang Pattuqduq

Sayyang Pattuqduq adalah salah satu tradisi yang ada di suku Mandar, Sulawesi Barat. Sayyang berarti kuda sedangkan Pattuqduq berarti menari, sehingga jika di gabungkan menjadi kuda menari.

Masyarakat Mandar juga menyebut kata "to messawe" yang artinya orang yang mengendarai. Sayyang Pattuqduq ini diadakan setiap tahun di desa-desa yang ada di beberapa kabupaten di Sulawesi Barat, termasuk Kabupaten Polewali Mandar dan Majene secara bergiliran dalam rangka merayakan khatam Qur'an bagi anak-anak Mandar yang sudah tamat mengaji juga sekaligus memperingati Maulid Nabi besar Muhammad SAW. Namun, seiring berjalannya waktu sayyang pattuqduq juga dijadikan sebagai promosi politik, perlombaan/festival dan hiburan. 

Acara ini dimeriahkan dengan menunggangi kuda oleh "to messawe" dan di iringi rebana yang di mainkan beberapa pemuda (parrawana) sambil berjalan mengelilingi desa dengan kuda yang sudah dihias dan di beri kasur kecil di punggungnya yang nantinya akan di tunggangi oleh na'iwaine mandar (perempuan mandar). 

Adapun aksesoris yang dikenakan kuda berupa kalumg perak, penutup muka kuda yang melingkar dan kacamata kuda. Tidak lupa pula pawang kuda beserta pesarung (pengawal to messawe) yang akan berada di samping kanan kiri kuda. 
Penting untuk diketahui bahwa pesarung ini harus memiliki kekuatan yang kuat karena nantinya mereka akan menjaga to messawe dan menyeimbangi kuda saat mattuquduq (Menari). Dalam sayyang pattuqduq,ada 2 orang yang menunggangi kuda yang disebut "tomissawe", duduk diatas kuda dengan kaki kiri di tekuk ke belakang sedangkan posisi lutut sebelah kanan menghadap keatas dengan kaki yang berpijak pada punggung kuda.

Dengan posisi seperti itu tomissawe didampingi para "pesarung" disamping kiri dan kanan untuk nantinya akan menjaga to missawe agar tidak terjatuh. Tomissawe juga akan dihias sedemikian rupa dengan mengenakan baju adat Mandar yang disebut baju pokko, kemudian mengenakan bawahan sarung khas Mandar yang di tenun dengan motif khusus ciri khas Mandar (Lipa Saqbe).

 Bukan hanya itu, di bagian pinggang juga memakai ikat pinggang untuk mingikat sarung ke pinggang, ini disebut dengan "simang-simang), kalung koin emas, Dali(anting), gallang balle' yang dijadikan gelang dikedua pergelangan tangan, bagian rambut yang disanggul kemudian dihiasi dengan aksesoris yang disebut "beru-beru" dan tak lupa pula kipas yang akan di pegang tomissawe selama menunggangi kuda.

Tradisi Sayyang Pattu’du tentunya akan lengkap dan meriah jika adanya Parrawana dan kalinda’da’. Parrawana adalah alat musik Rawana (Rebana) yang dimainkan oleh sekelompok laki – laki memakai baju yang seragam disertai atraksi dengan iringan atau ketukan khas mandar, tanpa parrawana kuda tidak akan menari.

Sayyang Pattu’du adalah Tradisi yang sudah menjadi simbol daerah mandar dengan memiliki Nilai – Nilai Agama, Estetika, Gotong royong, dan Etika. Dengan membudayakan dan melestarikan tradisi Sayyang Pattu’du maka akan mempererat tali silaturahmi dan saling tolong menolong.

Komentar

  1. Terimakasih telah berbagi tulisan tentang tradisi ini, semoga anak muda lebih peduli dan memperhatikan tradisi dan budaya di Daerah nya, dengan tetap menjaga dan meneruskan ke generasi selanjutnya,!🙏🏼

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Seorang Atlet Silat

Halo semuanya, saya ingin berbagi sedikit tentang perjalanan saya menjadi seorang atlet silat. Bukanlah perjalanan yang mudah, tetapi dengan kerja keras, dan semangat yang tak pernah padam. Pertama kali saya mengenal silat adalah saat saya berumur 17 tahun. Saya terpesona dengan gerakan-gerakan yang anggun namun mematikan dari seni bela diri ini. Segera, saya memutuskan untuk belajar silat dan memulai perjalanan saya.  Pelatihan silat bukanlah hal yang mudah. Setiap hari, saya harus berlatih di jam 14:00-17:00 Mulai dari peregangan, lari, hingga latihan teknik dan taktik silat. Meski berat dan melelahkan, saya tidak pernah menyerah. Saya selalu mengingat tujuan saya, yaitu menjadi seorang atlet silat yang handal. Setelah beberapa tahun berlatih, saya akhirnya mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pertandingan silat tingkat daerah. Saya merasa gugup karena ini merupakan pertandingan pertama saya selama berlatih silat, tetapi saya juga sangat bersemangat. Pertan dingan te...

My Village / 私の村

I live in Tammangalle village, a small village located in Polewali Mandar, Balanipa district. Most of our villages work as fishermen because some of the villages live in coastal areas. They work in the sea eatching fish. Meanwhile the fishermen’s wives work as weafers of Mandar culture silk cloth (Lipaq Saqbe). Our village is known for it’s “sibali parriq” culture which means (helping each other) in Indonesian. This is proven by the husbands who work as fishermen while the wives weafe sarongs while waiting for the arrival or their husbands who want to earn a living at sea.Apart from fisherman, our villages also work in the gardens every day. They grow corn, sweet potatoes, chilies and beans. Every morning, i see them going to the garden carrying hoes. In my village there is also a very large football field. Several years ago it was said that the field would be used as a stadium but until now there has been on the field.  Bahasa Jepang  私の村 私はバラニパ地区のポレワリ・マンダルにある小さな村、タンマンガレ...

Modul Ajar Bahasa Inggris_How do you feel?

        Modul ajar Bahasa Inggris_How do you feel?                                Detail Modul Ajar Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Judul Materi     : How do you feel? Kelas                :  IV  Alokasi Waktu : 60 menit Profil Pelajar Pancasila :  Bernalar krisis & Berkebhinnekaan Global Tujuan Pembelajaran : Peserta didik diharapkan mampu menggunakan bahasa inggris sederhana untuk berinteraksi dalam lingkup situasi kelas maupun sosial.  Materi Pembelajaran :  - Mengidentifikasi kosakata pendek sederhana untuk berinteraksi dalam lingkup situasi kelas maupun sosial (Expressions Of Feelings)  - Mengucapkan kosakata pendek sederhana (Expressions Of Feelings) -Merespon kosakata pendek sederhana (Expressions Of Feelings)  Langkah-langkah pembelajaran : 1. Pendahuluan 10 menit • Guru menyapa peserta didik ...